Kehidupan itu bagaikan secangkir kopi, demikian orang berkata. Bagiku sih, malah sebaliknya; secangkir kopi itu bagaikan kehidupan hohohoo.. Mengapa bisa begitu, Nis? Percaya tidak percaya, aku ini termasuk seorang pecandu kopi. Bagiku sehari tanpa kopi bagaikan sehari penuh tanpa semangat. Apalagi secangkir kopi di pagi hari, ini seperti ritual pagi yang tak bisa dilewatkan. Jika bisa kutuliskan jadwal harian aktivitas rutin dari pagi hingga malam, maka minum kopi akan ada di list paling atas. Di keluargaku, boleh saja dikatakan bahwa hukumnya ‘wajib ngopi’ sebelum beraktivitas.
Di keluargaku, minum kopi sudah menjadi semacam kebutuhan, seperti halnya makan nasi. Apalagi Ibu, beliau adalah pecandu kopi sejak lama. Bahkan ibu bisa menandaskan tiga hingga empat gelas kopi setiap harinya. Mungkin, karena besar di keluarga yang dulunya mengelola kebun kopi, kebiasaan ngopi ini menular padaku dan juga kakak.
Kopi adalah teman segala suasana. Saat bangun tidur, saat hujan, saat makan gorengan, dan saat begadang tak lengkap rasanya tanpa ditemani secangkir kopi. Apalagi buat mahasiswa Teknik sepertiku, yang tugas laporannya datang bertubi-tubi dan tak kunjung selesai hingga harus begadang (eh loh malah curcol, maafkeun).
Kopi adalah teman segala suasana. Saat bangun tidur, saat hujan, saat makan gorengan, dan saat begadang tak lengkap rasanya tanpa ditemani secangkir kopi. Apalagi buat mahasiswa Teknik sepertiku, yang tugas laporannya datang bertubi-tubi dan tak kunjung selesai hingga harus begadang (eh loh malah curcol, maafkeun).
Baidewei, mumpung lagi bicarain soal kopi. Aku ingin memperkenalkan salah satu kopi spesial yang original berasal dari Bumi Rafflesia nih. Namanya, Kopi Gading Cempaka. Aku yakin sebagian masyarakat (khususnya warga Bengkulu) sudah familiar dengan produk kopi yang satu ini. Namun, tak bisa dipungkiri ada pula yang belum mengenalnya. Seperti apa sih Kopi Gading Cempaka tersebut? Yuk seret jempolnya ke bawah untuk berkenalan lebih lanjut dengan si kopi ini :)
Sekilas Tentang Kopi Gading Cempaka
Dikutip dari website resmi Kopi Gading Cempaka, kopi ini diproduksi oleh CV. Kemal Cempaka Mulia (KCM) di Kota Bengkulu dengan bahan kopi asli Aur Gading Bengkulu Utara (Single Original) dan Sindang Daratan Curup, Rejang Lebong, Bengkulu. Kopi Gading Cempaka merupakan salah satu produk lokal Bengkulu yang telah ada sejak tahun 1920, seperti yang tertera di kemasannya.
Karena diproduksi langsung di Bengkulu dengan biji kopi asli Bengkulu, maka tentu saja Kopi Gading Cempaka mengandung cita rasa khas Bengkulu.
Karena diproduksi langsung di Bengkulu dengan biji kopi asli Bengkulu, maka tentu saja Kopi Gading Cempaka mengandung cita rasa khas Bengkulu.
Kopi Gading Cempaka menawarkan dua varian kopi, yaitu Robusta dan Arabika. Kalau yang kufoto di atas itu adalah kopi Robusta. Kopi Gading Cempaka dikemas dalam kemasan yang simpel namun elok dipandang. Kemasan kotak seperti yang di atas itu berisi 10 Sachet (satu sachetnya bisa untuk dua cangkir kopi). Untuk yang Robusta, kotaknya berwarna hitam; warna yamg cocok untuk mengambarkan 'kopi' secara universal (Ya, meskipun kopi nggak melulu warna hitam sih, namun hitam memang sudah identik dengan kopi), di bagian pinggirnya terdapat corak garis kuning yang eyecatching.
Sementara untuk yang Arabika, bentuk kemasannya seperti ini:
Sementara untuk yang Arabika, bentuk kemasannya seperti ini:
Nah, kalo kemasan bungkusan kopi Arabika seperti yang di atas, dihargai Rp. 20.000 untuk isi 100 gram. Sementara untuk Robusta dihargai Rp 35.000 untuk isi 200 gram. Harganya cukup terjangkau untuk ukuran kopi premium, dong.
Kalo sudah membahas mengenai Kopi Gading Cempaka dan mengagumi kemasannya yang cantik, belum lengkap review ini jika belum mencicipi rasa kopinya.
Jadi, waktunya menyeduh si hitam yeay!!!!
Jadi, waktunya menyeduh si hitam yeay!!!!
Yuk, Menyeduh Kopi Gading Cempaka
Dalam menyeduh Kopi Gading Cempaka ini, aku tidak lagi menambahkan gula, sebab secara pribadi aku lebih menyukai kopi pahit. Terlebih, toh yang menyeduh juga sudah terlalu manis (ditimpuk ampas kopi wahahaa).
Bagaimana rasanya? Tidak mengecewakan. Pahitnya benar-benar cocok di lidah, dan memang terasa aslinya. Tanpa melebih-lebihkan, namun rasanya seolah mengembalikan ingatan tentang kopi di masa kecilku. Ada sensasi pahit dan sedikit manis yang seolah mengembalikan semangat yang tadinya telah melempem akibat rutinitas harian.
Di bagian belakang kemasan sachet, ada tulisan yang berbunyi;
"Kopi boleh ada dimana-mana, tapi soal kenikmatan rasa, Kopi Bengkulu berani beda. Buah kopi kami, lahir dari proses panjang, tradisi, perawatan yang sudah turun temurun. Karena itu, rasakan sensasi kopi Bengkulu."
Masih berdasarkan website resmi Kopi Gading Cempaka, ternyata untuk menghasilkan produk kopi premium tersebut memang harus melewati proses panjang di baliknya. Secara ringkas, proses tersebut yaitu:
- Dipetik Matang, ketika biji kopi sudah berwarna merah.
- Melewati 4 kali proses sortir.
- Quality control saat, sebelum, dan sesudah sortir.
Aku percaya, setiap proses memilliki nilai. Maka, semakin panjang proses yang dilalui, tentu semakin besar pula nilainya. Nah, kira-kira itulah yang menggambarkan Kopi Gading Cempaka ini. Rasa yang khas, nikmat, dan wangi yang khas itu pasti lahir dari proses panjang yang sudah dilalui dalam pembuatannya.
Aku bisa bilang begitu, karena sendirinya memang sudah melihat proses pembuatan kopi dari penanaman bibit hingga pengolahan kopi sampai menjadi bubuk siap seduh. Seperti yang kukatakan, dulu orangtuaku pernah mengelola kebun kopi. Di sana, aku melihat proses pemanenan, penjemuran biji, hingga roasting, sampai proses menjadikannya bubuk kopi.
Kopi Gading Cempaka Sebagai Oleh-Oleh Khas Bengkulu
Seperti yang telah diketahui masyarakat luas, Bengkulu memang terkenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia, apalagi robusta. Seringnya, teman-teman luar daerah yang mengetahui bahwa aku berasal dari Bengkulu, langsung bertanya tentang kopi asli Bengkulu. Demikian juga kerabat jauh, selalu ingin dibawain oleh-oleh kopi Bengkulu. Nah, sekarang sudah tidak perlu bingung lagi dalam memilih oleh-oleh khas Bengkulu.
Setidaknya, ada 3 indikator yang menjadikan kopi Gading Cempaka cocok sekali dikategorikan sebagai oleh-oleh khas Bengkulu.
Pertama, rasanya yang khas dan wangi kopi yang didapat dari proses panjang dalam pembuatannya menjadikan Kopi Gading Cempaka terasa nikmat ketika diseduh.
Kedua, kemasannya yang didesain dengan cantik membuat kopi ini tampak elegan. Pas sekali sebagai oleh-oleh untuk kerabat jauh.
Selain itu, jika ditilik dari harganya seperti yang disebut di atas. Aku rasa harga tersebut sangat terjangkau untuk kopi dengan kualitas premium seperti Kopi Gading Cempaka ini.
Setidaknya, ada 3 indikator yang menjadikan kopi Gading Cempaka cocok sekali dikategorikan sebagai oleh-oleh khas Bengkulu.
Pertama, rasanya yang khas dan wangi kopi yang didapat dari proses panjang dalam pembuatannya menjadikan Kopi Gading Cempaka terasa nikmat ketika diseduh.
Kedua, kemasannya yang didesain dengan cantik membuat kopi ini tampak elegan. Pas sekali sebagai oleh-oleh untuk kerabat jauh.
Selain itu, jika ditilik dari harganya seperti yang disebut di atas. Aku rasa harga tersebut sangat terjangkau untuk kopi dengan kualitas premium seperti Kopi Gading Cempaka ini.
Nah, buat yang mau tahu lebih lanjut tentang Kopi Gading Cempaka ini. Bisa banget dengan ngepoin website dan sosmed mereka di:
Website: www.kopigadingcempaka.com
Instagram: @kopigadingcempaka
Twitter: @kopigadingID
WA: 081173211511/ 081995850700
Selamat ngopi, manteman sekalian.
Website: www.kopigadingcempaka.com
Instagram: @kopigadingcempaka
Twitter: @kopigadingID
WA: 081173211511/ 081995850700
Selamat ngopi, manteman sekalian.
3 Komentar
Si hitam yang manis hangat kopi Gading Cempaka cocok buat ngopi pagi...memberikan semangat sepanjang hari
BalasHapuswah jadi referensi saya untuk beli oleh-oleh kalau liburan dibengkulu nih,kopi gading cempakalah jawabannya,kopi ini kalau di tambah susu mantep ni kayaknya teh,he-he
BalasHapusKopi Gading Cempaka ada pilihan kopi Arabica dan Robusta tinggal pilih mana yg suka, kalau kopi Arabica lebih kuat rasanya ya mbak, kalau dua2nya dicampur pasti enak nh
BalasHapusTambahkan Komentar